Budaya Banyuwangi Jaran Goyang

Banyuwangi- Tari Jaran Goyang adalah tari yang berasal dari Kabupaten Banyuwangi yang dalam bentuk penyajian serta iringannya memiliki ciri khas berbeda dengan tari yang berasal dari daerah lain. Tari Jaran Goyang diciptakan pada tahun 1966 yang diciptakan oleh group LKN Pandan, Genteng, Kabupaten Banyuwangi. Tahun 1969 tari jaran goyang di revitalisasi oleh bapak Sumitro Hadi seorang seniman Banyuwangi yang memiliki banyak karya tari hingga pada masa sekarang. Tari ini merupakan tari yang diciptakan dari sumber ilham tari Seblang dan Gandrung sehingga gerakan-gerakannya hampir sama dengan tari Seblang dan Gandrung. Jaran goyang terdiri dari kata jaran ‘kuda’, dan goyang 'bergerak’. Dalam hubungan ini, apabila tiba-tiba terjadi seorang gadis menjadi tidak sadar karena “guna-guna”seorang jejaka dari jarak jauh, dikatakan bahwa gadis itu terkena jaran goyang.

Tari jaran goyang merupakan tari pergaulan laki-laki dan perempuan  yang menceritakan tentang cinta kasih laki-laki dan perempuan. Namun di dalam kisah cinta tersebut terdapat rasa sakit hati seorang laki-laki karena cintanya tidak di balas dengan baik, akibat ditolak cintanya maka laki-laki tersebut sakit  hati sehingga muncul niat buruk  untuk menggunakan aji jaran goyang. Aji jaran goyang adalah semacam pelet yang biasanya digunakan untuk menghipnotis seseorang agar tergila-gila. Akibat pellet yang telah mengenai perempuan maka posisi yang tergila-gila terbalik perempuan merayu-rayu menjadi tergila-gila kepada laki-laki tersebut.  Akhirnya laki-laki menerima cinta si gadis, dan mereka menjadi saling suka. Oleh karena itu tari ini merupakan tari berpasangan laki-laki dan perempuan.
Tari ini berdurasi 7 menit, yang struktur penyajiannya dibagi menjadi, bagian awal muncul penari perempuan, bagian kedua muncul penari laki-laki dengan adegan laki-laki menggoda si gadis tetapi sang gadis menolak, kemudian masuk adegan penggunaan aji  Jaran Goyang sebagai pelet untuk mendapatkan cinta sang gadis, setelah itu sang gadis tergila-gila bergantian mengejar sang laki-laki yang terakhir . Akhirnya keduanya saling cinta dan selesai. Tari ini dalam musiknya terdapat lirik lirik lagu dengan menggunakan bahasa osing yang menjadi ciri khas tari Banyuwangi. Rias dan kostum dalam tari ini yaitu menggunakan rias cantik untuk penari putri dan untuk penari putra menggunakan rias putra alus.




Dalam riasnya tari ini tidak mengalami perkembangan dengan selalu menggunakan rias cantik, tetapi untuk kostum penari putri banyak mengalami perkembangan, pada tahun 1969 penari menggunakan kostum sederhana tetapi dalam perkembangan zaman dan selera masyarakat setiap penampilan dikreasikan dengan tetap berpedoman pada kostum awal terciptanya tari Jaran Goyang. Tari ini ditampilkan dalam acara hajatan seperti pernikahan, khitanan, dan kesenian janger, dalam kesenian janger tari ini tidak selalu ditampilkan tetapi biasanya ada sesuai dengan permintaan tuan rumah yang menyelenggarakan hajatan. Tempat pertunjukan Tari Jaran Goyang juga mengalami penyempurnaan yaitu sekarang sering ditampilkan dalam gedung pada saat penutupan acara acara resmi serta acara agung seperti penyambutan Bupati di Kabupaten Banyuwangi, di lapangan pada saat acara Hari Jadi Banyuwangi, serta di panggung tertutup.

Dalam foto diatas tari jaran goyang diperankan oleh mahasiswi UNIVERSITAS 17 AGUSTUS BANYUWANGI. yang memerankan perempuan Chindy claudy dan yang memerankan laki-laki Yusta. tarian ini dibawakan dalam acara Akreditasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program study Biologi pada tanggal jumat 29 september 2017bertepatan di Desa Kemirin Banyuwangi.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEGO TEMPONG BANYUWANGI

SOSIAL '' GOTONG ROYONG MASAYARAKAT DESA KALIWATU ''